April 14, 2011

Dikte Foto Pada Cat Air dan Kertas

Sekitar 20 karya lukis cat air Mimi Fadmi (Bandung, 1979) yang kesemuanya seragam, bergambar bangunan – terpajang di ruang pamer Kedai Kebun Forum, 19 Februari – 12 Maret 2011. Di bawah setiap karya, diberi keterangan lokasi, pengambilan foto yang merupakan sumber gambar, dan sedikit paparan mengenai lokasi tersebut. Sekilas, lukisan Mimi nampak sebagai sebuah dokumentasi. Mungkin karena itu pameran ini diberi judul “The Long Road.” Sebuah catatan perjalanan Mimi seakan disuguhkan kembali dalam lukisan-lukisan itu, khususnya rekaman mengenai bangunan, sudut perkampungan, persimpangan, dan tepi jalan. Maka, tampak di sana pom bensin megah dengan segala kebaruan desainnya – agaknya memang pom bensin jaman sekarang. Di bagian lain ada sebuah ruang kelas kenangan sekolah ayahnya dulu, sebuah bangunan bergaya Belanda (School #1), lalu ada sebuah pojokan jalan di Rosa Luxemburg Platz (Rosa Luxemburg Platz, 2011), di mana terekam langit berawan di kaca mobil-mobil yang seakan sedang antre di sana, sisi samping bangunan bertingkat (Four Star Hotel), kolong jembatan, pancuran dan tempat mandi umum, dan sebagainya yang diambil dari berbagai lokasi, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Dominasi abu-abu dalam semua karyanya, walau beberapa di antaranya ada merah dan biru dengan nuansa yang juga gelap membuat lukisan itu tampak seperti foto hitam putih. Dengan warna itu, seakan Mimi ingin mengungkap kenangan, rekaman masa lalu, Sekilas, semuanya tampak seperti foto: rapi, tertata. Agaknya, Mimi memang menyalin seluruhnya dari foto-foto, baik yang diambil oleh dirinya, suaminya, ayahnya, dan adiknya. Dalam pameran cat air di atas kertas, seniman asal STSI Bandung yang mulanya bergelut dalam dunia performance art ini agaknya tak banyak mengolah, memainkan efek transparan – yang menjadi salah satu kekuatan dari cat air terbukti dari kesan garis, warna, dan bentuk yang tampak sangat rapi dan terkontrol dalam semua karyanya. Salah satu karya yang dipamerkan, School #1 - digambar dari sebuah foto kuno yang sudah menguning, berkisah mengenai sebuah kelas tempat berpuluh tahun lalu ayah Mimi mengenyam pendidikan. Karya itu, seperti juga karya lainnya, memiliki kekuatan yang sayangnya tak berhasil dimunculkan. Pendek kata, kekuatan “kekunoan” masa lalu dari kelas sekolah itu – dan mungkin efek ini sebenarnya bisa dicapai dengan teknik cat air dan medium kertas yang digunakan Mimi – tak hadir, sehingga gedung itu masih tampak seperti bangunan-banguann lain dalam seluruh lukisannya. Hal lain yang agaknya belum banyak diolah adalah sudut pandang lukisan, yang notabene berbeda dengan sudut pandang pengambilan foto. Angle lukisan – demi menampilkan kekuatan kesan, efek – agaknya, memang mau tak mau harus berbeda dengan kamera. Menilik karya Mimi, nampaknya tak banyak angle – dan semuanya, bisa dikatakan sama dengan angle pengambilan foto. Perspektif dalam lukisan Mimi bisa dikatakan sama dengan angle foto yang dirujuknya. “Dalam The Long Road, hadir ruang-ruang yang sepaham dengan pemikiran saya, yang membuat nyaman, hadir pula tempat-tempat yang bertentangan dengan diri yang membuat saya terganggu.” Agaknya, dalam karya Mimi, perbedaan ‘mengganggu’ dan ‘nyaman’ itu belum hadir, dan kita semua akan menunggu Mimi untuk melahirkannya. Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar